Selasa, Oktober 18, 2016

Menitipkan Impian

Status FB Afi Nihaya Faradisa
-----------------------------------------------

MENITIPKAN IMPIAN
Orang tua kadang punya keinginan yang berseberangan dengan anak perihal masa depan dan cita-cita. Ada orang tua yang tidak bisa meraih impiannya sendiri sehingga menitipkannya pada pundak anak-anak dengan harapan besar si anak bisa mewujudkan impian orang tua.
.
Jangan lupa bahwa kurikulum dan raport sekolah hanya benda mati, anak Anda lah benda hidupnya. Semua kertas itu kaku dan statis, sedangkan anak-anak fleksibel dan dinamis. Jangan habiskan waktu Anda mengurusi benda mati tapi lupa bahwa ada banyak hal yang lebih penting untuk diurusi.
.
Entah mengapa, saya melihat bahwa para orang tua merasa begitu tertekan oleh 'persaingan'. Demi hasrat pamer, mereka menekan anak-anak SD untuk dapat nilai bagus agar bisa masuk SMP bagus. Lalu di SMP mereka mesti dapat nilai bagus agar dapat SMA bagus. Di SMA ini mereka lebih ditekan lagi agar bisa masuk perguruan tinggi bagus.
Jadilah mereka bibit-bibit "robot nilai" di dunia pendidikan dan "robot gaji" di dunia kerja.
Begitu terus sampai kiamat.
.
Bahkan jaman sekarang, anak baru masuk SD kelas 1 wajib bisa baca tulis. Gila, kalau gitu buat apa ada guru? Buat apa SD sampai 6 tahun?
Mikir!
.
Apakah sekarang uang telah jadi orientasi pendidikan? Ya, begitulah kenyatannya.
.
Menitipkan harapan pada anak sah-sah saja. Tapi jangan lupa bahwa tujuan akhir dari tercapainya harapan adalah KEBAHAGIAAN.
Apakah sukses identik dengan kebahagiaan? Silahkan dijawab sendiri.
.
Ketika makna kebahagiaan direduksi menjadi "kebahagiaan = terpenuhinya tuntutan orang",
Maka perhatikanlah apa yang terjadi selanjutnya.
.
Anak-anak pasti punya mimpi dan mimpi mereka tidak harus sama dengan yang orang lain miliki.
Jangan mengatasnamakan egoisme pribadi sebagai 'usaha memperjuangkan kebahagiaan' anak.
Jangan jadikan anak-anak korban dari impian yang orang dewasa titipkan karena mereka sendiri tidak mampu mewujudkannya.
Kadang, anak sendiri yang lebih tahu mana impian yang akan membahagiakan mereka dunia akhirat.
Tidak ada bahagia yang bisa dipaksakan,
Hal yang membuat Anda bahagia belum tentu akan membuat orang lain bahagia.
Jangan biarkan mimpi orang tua justru jadi MIMPI BURUK bagi anak-anak mereka.
.
"Ayah, jika aku memilih pekerjaan menjadi fotografer mungkin gajiku kecil. Rumahku kecil. Mobilku kecil. Tapi aku akan bahagia, Ayah.
Kebahagiaan yang tidak akan aku dapatkan seandainya aku menjadi insinyur seperti keinginan Ayah." - Farhan Qureshi (3 Idiots)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk partisipasi dan kepercayaannya. Sumbang-saran, testimoni serta kontribusi positipnya segera ditampilkan..
Salam 🙏

Materi Teknik Penyuntingan Video Kelas 12 - Part 3

Langkah-langkah Penyuntingan Video yang Efektif Dalam bagian ini, kita akan merinci langkah-langkah penyuntingan video yang efektif mengguna...